Minggu, 11 September 2011

Berhenti

Putus cinta memang tidak pernah mudah, apalagi jika posisinya berada sebagai pihak yang diputuskan. Seolah dipaksa untuk berhenti mencintai dengan tetiba. Sedangkan cinta tidak pernah berhenti begitu saja. Selalu ada proses yang menyakitkan pun penuh tangisan. Tidak pernah mudah, dan sialnya, tetap harus dilewati.

Sebagai pihak yang diputuskan, sebagai pihak yang dianggap bertanggung jawab atas keputusan yang dia ambil, sebagai pihak yang harus berjuang mengatasi perasaan-perasaan yang masih tertinggal, aku pun tidak bisa tidak menangis. Dan rasanya BOHONG, kalau aku bilang aku tidak menunggu dia kembali. BOHONG, kalau aku bilang aku tidak berharap dia meminangku kembali menjadi kekasihnya. Jadi ya, aku menunggunya dan berharap.

"The worst feeling is that when you don't know whether you have to let go or to hold on..." -Unknown

Dan ya, aku menderita. Tidak bisa bergerak dari tempat dimana dia meninggalkanku. Tidak bisa menangis di mata walau hati terus menerus menangis. Sampai akhirnya kata-kata seorang teman menampar hatiku, membuat mataku akhirnya menangis. Membuatku sadar bahwa bagaimanapun juga, perasaan yang tertinggal ini harus kutuntaskan.

Jika memang ini semua salahku, aku ingin tau apakah masih ada kesempatan bagiku untuk memperbaikinya. Aku memberinya pilihan. Kataku,
Jika kesempatan itu ada, maka biarkan aku mengambil kesempatan itu dan memperbaikinya.
Jika kesempatan itu tidak ada, maka aku akan berhenti berusaha menjadi bagian dari kehidupannya.

Dan dia bilang, tidak ada.
Lalu bilang bahwa dia ingin diterima apa adanya.
Lalu bilang bahwa dia ingin aku berubah.
Lalu bilang bahwa dia tidak ingin menyakitiku.

Sialnya, dia tidak sempat mendengar kata-kata yang ingin kutambahkan dalam kata-katanya karena aku terlanjur dihentikan dan berhenti.

"Sayang, kamu bilang kamu ingin diterima apa adanya. Lalu apakah menurutmu aku juga tidak ingin diterima apa adanya?
Sayang, kamu bilang kamu ingin aku berubah. Lalu apakah menurutmu aku juga tidak ingin kamu berubah?
Tentu saja aku ingin. Tapi aku tidak ingin keinginanku ini menjadi masalah. Karena saat aku menerima cintamu, kekuranganmu adalah hal yang harus kuterima juga.

Sayang, kamu bilang kamu tidak ingin menyakitiku. Lalu apakah itu berarti kamu juga tidak ingin mencoba untuk membahagiakan aku?
Tapi kamu tanpa mencoba, tanpa berusaha, memilih jalan untuk meninggalkan aku daripada membahagiakan aku."


Aku juga punya perasaan. Ah, mungkin dia lupa.
Maka aku berhenti. Berhenti berusaha menjadi bagian dari kehidupannya.
Yah, setidaknya aku berusaha..

"Memutuskanku adalah bentuk keegoisanmu yang tidak bisa menerima kekuranganku. Merindukanku adalah bentuk penyesalanmu yang tidak bisa menerima kekuranganku." -LM


0 komentar:

Posting Komentar